Saturday, August 21, 2010
Kisah pemuda arab
Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.
Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, 'Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini.' Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, 'Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.' Barulah pemuda ini beranjak keluar.
Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, 'Bagaimana anda tahu bahawa saya seorang Muslim?'Paderi itu menjawab, 'Dari tanda yang terdapat di wajahmu.'
Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan kehadiran pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.
Paderi berkata, 'Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat. ' Si pemuda tersenyum dan berkata, 'Silakan!'
Sang paderi pun mulai bertanya, 'Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya.'
'Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!'
'Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?'
'Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?'
Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca 'Bismillah...' dia berkata,
-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..
-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).' (Al-Isra': 12).
-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
- Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.
-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk.
-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, 'Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.' (Al-Mulk: 3).
-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.' (Al-Haqah: 17).
-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*
-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. berfirman, 'Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.' (Al-An'am: 160).
-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, 'Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.' (Al-Baqarah: 60).
-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.' (At-Takwir: 18).
-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
-Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.' Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, 'Tak ada cercaan terhadap kamu semua.' Dan ayah mereka Ya'qub berkata, 'Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (Yusuf:98)
-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, 'Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai.' (Luqman: 19).
-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.
-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.. Allah s.w.t. berfirman, 'Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim..' (Al-Anbiya':69).
-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya Wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. 'Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.' (Yusuf: 28).
-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.
Pemuda ini berkata, 'Apakah kunci surga itu?'
Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.
Mereka berkata, 'Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!'
Paderi tersebut berkata, 'Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah.'
Mereka menjawab, 'Kami akan jamin keselamatan anda. '
Paderi pun berkata, 'Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah , Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. '
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa .**
NOTA: Ini adalah artikel sulung dari qasha dan merupakan sebuah artikel yang cukup bagus. Ia dapat menyedarkan kita agar membaca dan memahami isi kandungan Al-Qur'an bagi membolehkan kita menangkis tohmahan dan menjawab pertanyaan orang-orang kafir.
Saya pernah membaca dari satu buku bahawa sebenarnya paderi Kristian tahu bahawa Kunci Syurga itu adalah Dua Kalimah Syahadah. Kerana itu (kononnya) apabila nazak seorang Kristian, maka paderi akan datang membisikkan kalimah itu ke telinganya dengan harapan dia akan mati dalam Islam. Saya tidak pasti sama ada dakwaan ini (membisikkan ke telinga orang nazak) benar atau tidak. Namun saya pasti ahli kitab Kristian tahu bahawa Kunci Syurga adalah Dua Kalimah Syahadah. Cuma, mereka tidak mahu mengaku (kebenaran Islam) kerana bimbang akan kehilangan pangkat dan kedudukan duniawi.
Wallahua'lam
semana kaya atau besar...tetap Allahuakbar!!!! ittaqullah!!!!!
Monday, July 19, 2010
Tabarruj Dan Ikhtilath
renung dalam2~ and selamat beramal~
Allahu'alam.
Oleh: Asfuri Bahri, Lc
____________ _________ _________ __
dakwatuna.com – Islam adalah agama yang mengatur hidup dan kehidupan
manusia. Ajaran-ajarannya menjadi acuan bagi siapa saja, pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa untuk meniti kehidupan yang lebih
baik dan harmonis dalam ridha sang pencipta. Rambu-rambunya diletakkan
untuk dijadikan pedoman perjalanan hidup untuk selamat sampai tujuan.
Jika ada rambu yang dilanggar, maka akibat buruk akan menimpa
pelanggar itu dan bahkan sering menimpa orang lain juga. Lihatlah,
sebuah kecelakaan di jalan raya, korbannya tidak hanya pelaku
pelanggaran, namun menimpa pengguna jalan yang lain.
Di antara persoalan besar yang dihadapi oleh manusia adalah yang
berkaitan dengan wanita. Persoalan ini adalah persoalan Bani Israel
dan persoalan umat ini. Rasulullah telah mengisyaratkan masalah ini,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki
selain (fitnah) wanita.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Harta paling berharga yang dimiliki wanita adalah rasa malu dan harga
diri. Jika wanita melepaskan pakaian malunya dan tidak lagi menjaga
harga diri serta kewanitaannya, dampaknya akan menimpa keluarga dan
masyarakat. Maka selayaknya keluarga dan masyarakat juga turut dalam
menjaga nilai-nilai ini pada diri wanita-wanitanya. Jika wanita tidak
lagi mengenakan hijab sebagaimana yang telah ditentukan Islam,
ditambah dengan pelanggaran batas hubungan antar laki-laki dan wanita,
maka kerusakan akan terjadi. Hal ini karena syahwat manusia adalah
sesuatu yang berbahaya jika tidak dikendalikan.
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah saw. bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي
صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ
أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ
“Wanita itu dari depan nampak seperti bentuk setan dan dari belakang
nampak seperti bentuk setan. Kalau salah seorang di antara kalian
melihat wanita hendaklah mendatangi istrinya. Karena hal itu akan
meredakan apa yang di dalam dirinya.”
Pengertian Tabarruj dan Ikhtilath
Menurut bahasa, tabarruj adalah wanita yang memamerkan keindahan dan
perhiasannya kepada laki-laki (Ibnu Manzhur di Lisanul Arab).
Tabarrajatil mar’ah artinya wanita yang menampakkan kecantikannya,
lehernya, dan wajahnya. Ada yang mengatakan, maksudnya adalah wanita
yang menampakkan perhiasannya, wajahnya, kecantikannya kepada
laki-laki dengan maksud untuk membangkitkan nafsu syahwatnya.
Menurut syariah, tabarruj adalah setiap perhiasan atau kecantikan yang
ditujukan wanita kepada mata-mata orang yang bukan muhrim. Termasuk
orang yang mengenakan cadar, di mana seorang wanita membungkus
wajahnya, apabila warna-warnanya mencolok dan ditujukan agar dinikmati
orang lain, ini termasuk tabarruj jahiliyah terdahulu. Seperti yang
disinyalir ayat,
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al-Ahzab: 33)
Allah melarang para wanita untuk tabarruj setelah memerintahkan mereka
menetap di rumah. Tetapi apabila ada keperluan yang mengharuskan
mereka keluar rumah, hendaknya tidak keluar sembari mempertontonkan
keindahan dan kecantikannya kepada laki-laki asing yang bukan
muhrimnya. Allah juga melarang mereka melakukan tabrruj seperti
tabarrujnya orang-orang jahiliyah terdahulu. Apa maksud tabarruj
jahiliyah terdahulu itu?
Mujahid berkata, “Wanita dahulu keluar dan berada di antara para
laki-laki. Inilah maksud dari tabarruj jahiliyah terdahulu.”
Qatadah berkata, “Wanita dahulu kalau berjalan berlenggak-lenggok
genit. Allah melarang hal ini.”
Muqatil bin Hayyan berkata, “Maksud tabarruj adalah wanita yang
menanggalkan kerudungnya lalu nampaklah kalung dan lehernya. Inilah
tabarruj terdahulu di mana Allah melarang wanita-wanita beriman untuk
melakukannya.”
رَوَى اِبْنُ أَبِي نَجِيْحٍ عَن مُجَاهِد وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
الْجَاهِلِيَّةِ الأُوْلَى قَالَ كَانَتِ الْمَرْأَةُ تَتَمَشَّى بَيْنَ
أَيْدِي الْقَوْمِ فَذَلِكَ تَبَرُّجُ الْجَاهِلِيَّةِ
Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid, “Janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” Dia
(Mujahid) berkata, “Wanita dahulu berjalan-jalan di hadapan kaum
(laki-laki). Itulah tabarruj Jahiliyah.”
Ada yang mengatakan, yang dimaksud jahiliyah pertama adalah jahiliyah
sebelum Islam, sedangkan jahiliyah kedua adalah umat Islam yang
melakukan perbuatan jahiliyah pertama.
Sedangkan pengertian ikhtilath secara bahasa adalah bercampurnya dua
hal atau lebih. Ikhtilath dalam pengertian syar’i maksudnya
bercampur-baurnya perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim di sebuah
momen dan forum yang tidak dibenarkan oleh Islam.
Imam Abu Daud meriwayatkan,
عَنْ حَمْزَةَ بْنِ أَبِي أُسَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ
سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
وَهُوَ خَارِجٌ مِنْ الْمَسْجِدِ فَاخْتَلَطَ الرِّجَالُ مَعَ النِّسَاءِ
فِي الطَّرِيقِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لِلنِّسَاءِ اسْتَأْخِرْنَ فَإِنَّهُ لَيْسَ لَكُنَّ أَنْ
تَحْقُقْنَ الطَّرِيقَ عَلَيْكُنَّ بِحَافَّاتِ الطَّرِيقِ فَكَانَتْ
الْمَرْأَةُ تَلْتَصِقُ بِالْجِدَارِ حَتَّى إِنَّ ثَوْبَهَا
لَيَتَعَلَّقُ بِالْجِدَارِ مِنْ لُصُوقِهَا بِهِ
Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari bahwa ia mendengar Rasulullah saw
keluar rumah dari masjid. Tiba-tiba orang laki-laki dan wanita
berkumpul di jalanan. Rasulullah saw berkata kepada para wanita itu,
“Agar wanita di belakang saja, kalian tidak boleh berada di
tengah-tengah jalan (ketika ada laki-laki) dan hendaknya kalian di
pinggiran jalan.” Serta merta ada wanita yang merapat ke dinding
(rumah) sampai-sampai pakaiannya tersangkut ke dinding itu karena
terlalu nempel.” (Abu Daud).
Al-Qur’an memberikan arahan kepada wanita bagaimana seharusnya mereka
bersikap, bersuara dan bergaul dengan lawan jenisnya. Allah berfirman,
“Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang
lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab: 32)
Sekarang ini pemandangan wanita tabarruj menjadi biasa, termasuk di
negeri-negeri muslim. Dunia entertainmen memiliki peran besar dalam
mensosialisasikan budaya tabarruj. Ikhtilath juga tidak bisa
dipisahkan dari budaya mereka. Seorang pemuda akan dipandang aneh jika
tidak memiliki teman-teman wanita. Lebih jauh, pergaulan bebas semakin
membudaya.
Tabarruj dan Ikhtilah adalah konspirasi musuh-musuh Islam
Tabarruj dan ikhtilath merupakan tradisi Yahudi, ini nampak dalam
Protokoler mereka, wajib bagi mereka untuk menundukkan semua bangsa
dengan cara memerangi akhlak dan memporak-porandakan nilai-nilai
keluarga dengan berbagai sarana yang ada. Lalu mereka menemukan bahwa
sarana yang paling efektif untuk menyerang basis keluarga adalah
dengan cara merangsang mereka melakukan kejahatan dan merangsang nafsu
syahwat. Racun ini lalu mereka sebarkan melalui berbagai media, film,
koran, majalah, cerita, dan lain-lain.
Kita sekarang hidup di zaman banyak dan beragam fitnah dan godaan,
karena interaksi kita dengan dunia luar, misal melalui media masa
audio maupun visual. Wanita dibiarkan berkeliaran ke mana saja tanpa
batas dan bergaul dengan siapa saja serta dengan dandanan model
zamannya, membuka aurat, dengan kosmetik dan parfum yang menarik
perhatian. Acap kali kita menyaksikan, bahkan seorang gadis belia
keluar dari rumahnya tanpa didampingi oleh muhrimnya, bertemu dengan
siapa saja tanpa pantauan kedua orang tuanya. Wanita berbicara melalui
telepon hingga berjam-jam tanpa diketahui oleh walinya. Di waktu siang
maupun malam tidak jarang dijumpai wanita berada di luar rumah, bukan
untuk suatu kepentingan belanja atau urusan keluarganya, semata-mata
untuk mencari sensasi. Kemudian ia bergabung dalam kerumunan laki-laki
dan perempuan. Hampir bisa dipastikan bahwa tujuan keluar rumah adalah
sengaja menyebarkan fitnah dan menggoda mata laki-laki. Sementara
orang tuanya, kakak dan adiknya tenang berada di rumah.
Bahaya Tabarruj dan Ikhtilath
Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan bahaya tabarruj dan
ikhtilah bagi, diri, keluarga, dan masyarakat.
1. Tabarruj dan ikhtilath adalah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya
Dan barangsiapa bermaksiat kepada Allah akan merasakan akibatnya. Sama
sekali tidak akan membahayakan Allah. Rasulullah saw. bersabda,
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى، فَقَالُوْا:
يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ
الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau.” Mereka
(sahabat) bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang tidak mau?” Beliau
bersabda, “Barangsiapa taat kepadaku akan masuk surga dan barangsiapa
bermaksiat kepadaku ia orang yang tidak mau.” (H.R. Bukhari)
2. Tabarruj dan ikhtilath termasuk dosa besar
Karena kedua hal ini merupakan sarana paling kuat terhadap perbuatan
zina. Di riwayat yang shahih dari Ahmad diceritakan bahwa Umaimah
binti Raqiqah datang kepada Rasulullah saw. Untuk berbaiat kepada
beliau dalam membela Islam. Beliau bersabda,
أُبَايِعُكَ عَلَى أَنْ لاَ تُشْرِكِي بِاللهِ شَيْئًا، وَلاَ تُسْرِقِي،
وَلاَ تَزْنِي، وَلاَ تَقْتُلِي وَلَدَكِ وَلاَ تَأْتِي بِبُهْتَانٍ
تَفْتَرِيْنَهُ بَيْنَ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكِ وَلاَ تَنُوْحِي وَلاَ
تَتَبَرَّجِي تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأُوْلَى
“Aku membaiatmu agar kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu,
tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu, tidak melakukan
kebohongan dari hadapanmu (karena perbuatan lisan dan kemaluan), tidak
meratapi (orang mati), dan tidak tabarruj dengan tabarruj jahiliyah
pertama.” (H.R. Bukhari)
Lihatlah bagaimana Rasulullah saw. mengaitkan antara tabarruj dan
dosa-dosa besar seperti syirik, mencuri, dan berzina.
3. Tabarruj dan Ikhtilath mendatangkan laknat
Di Mustadrak Al-Hakim dan di Musnad Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar
Rasulullah saw bersabda,
يَقُولُ سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي رِجَالٌ يَرْكَبُونَ عَلَى
السُّرُوجِ كَأَشْبَاهِ الرِّجَالِ يَنْزِلُونَ عَلَى أَبْوَابِ
الْمَسْجِدِ نِسَاؤُهُمْ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ عَلَى رُءُوسِهِمْ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْعِجَافِ الْعَنُوهُنَّ فَإِنَّهُنَّ
مَلْعُونَاتٌ لَوْ كَانَتْ وَرَاءَكُمْ أُمَّةٌ مِنْ الْأُمَمِ
لَخَدَمْنَ نِسَاؤُكُمْ نِسَاءَهُمْ كَمَا يَخْدِمْنَكُمْ نِسَاءُ
الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ
“Akan datang di akhir umatku nanti laki-laki yang naik pelana (mewah)
layaknya laki-laki yang turun ke pintu-pintu masjid, wanita-wanita
mereka mengenakan pakaian namun telanjang, di kepala mereka seperti
punuk unta kurus. Kutuklah wanita-wanita itu karena sesungguhnya
mereka itu terkutuk. Jika setelah kalian ada kaum, tentu wanita-wanita
kalian akan melayani wanita-wanita mereka sebagaimana wanita-wanita
kaum terdahulu melayani kalian.”
4. Tabarruj temasuk sifat penghuni neraka
Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ
كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ
عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ
الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ
رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku lihat sekarang ini.
Satu kaum yang bersama mereka cambuk-cambuk seperti ekor sapi yang
dipakai untuk memukul orang. Wanita-wanita mereka berpakaian namun
telanjang, bergaya pundak mereka dan berpaling dari kebenaran. Kepala
mereka seperti punuk unta kurus, mereka tidak masuk surga dan tidak
mencium baunya. Padahal baunya tercium dari jarak perjalanan sekian
dan sekian.” (H.R. Muslim)
5. Tabarruj adalah Kemunafikan yang akan Mendatangkan Kegelapan di hari Kiamat
Al-Baihaqi meriwayatkan sabda Rasulullah saw. dengan sanad shahih,
خَيْرُ نِسَائِكُمْ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْمُوَاتِيَةُ
الْمُوَاسِيَةُ إِذَا اتَّقَيْنَ اللهَ وَشَرُّ نِسَائِكُمْ
اَلْمُتَبَرِّجَاتُ الْمُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ الْمُنَافِقَاتُ لاَ
يَدْخُلُ الْجَنَّة َمِنْهُنَّ إِلاَّ مِثْلَ الْغُرَابِ الأَعْصَمِ
“Sebaik-baik wanita kalian adalah yang penyayang, yang banyak
melahirkan, yang cocok (dengan suaminya) jika mereka bertakwa kepada
Allah. Dan seburuk-buruk wanita adalah yang tabarruj dan sombong.
Mereka itulah orang-orang munafik. Tidak akan masuk surga salah
seorang di antara mereka kecuali seperti gagak putih.” (Baihaqi).
6. Tabarruj dan ikhtilath menodai kehormatan keluarga dan masyarakat
Diriwayatkan dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تَسْأَلْ عَنْهُمْ رَجُلٌ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ وَعَصَى
إِمَامَهُ وَمَاتَ عَاصِيًا وَأَمَةٌ أَوْ عَبْدٌ أَبَقَ فَمَاتَ
وَامْرَأَةٌ غَابَ عَنْهَا زَوْجُهَا قَدْ كَفَاهَا مُؤْنَةَ الدُّنْيَا
فَتَبَرَّجَتْ بَعْدَهُ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْهُمْ
“Ada tiga orang yang, kamu jangan bertanya kepada mereka: seseorang
yang keluar dari jamaah dan durhaka kepada imamnya lalu mati dalam
keadaan bermaksiat, seorang budak perempuan dan laki-laki yang berlari
(dari tuannya) kemudian ia mati, dan seorang wanita ditinggal keluar
oleh suaminya dan telah dicukupi kebutuhan dunianya lalu ia
bertabarruj setelah itu. Maka jangan bertanya kepada mereka.” (H.R.
Ahmad)
7. Tabarruj adalah sunnah Iblis
Jika menutup aurat dan berhijab serta menjaga diri dan kehormatan
adalah sunnah Nabi saw. Maka tabarruj dan ikhtilath adalah sunnah
Iblis, di mana sasaran godaan pertama terhadap manusia adalah agar
auratnya terbuka. Allah mewanti-wanti hal ini kepada kita agar kita
tidak terfitnah oleh tipu daya Iblis. Allah berfirman,
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutny a melihat
kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya kami telah menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpin
bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-A’raf: 27).
8. Tabarruj dan Ikhtilath adalah Permulaan Zina
Setiap kali penyimpangan terjadi akan melahirkan penyimpangan lain
yang lebih besar. Ketika wanita tidak menutup auratnya dan tidak
menjaga kehormatannya dengan bercampur bersama laki-laki yang bukan
muhrimnya, terlebih dengan dandanan yang menyebar fitnah, rasa malu
sudah sirna dan ghirah laki-laki mulai tiada, maka hal-hal haram
menjadi mudah dilakukan bahkan dosa-dosa besar menjadi hal yang biasa
dan wajar. Termasuk di antaranya zina. Di tengah masyarakat kita
sekarang terjadi perbedaan persepsi tentang zina. Bahkan tidak ada
undang-undang yang menjadikan zina sebagai kejahatan kecuali ia
terkait dengan hak-hak asasi manusia.
9. Tabarruj dan Ikhtilath mengundang Siksaan Allah
Di hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah saw bersabda,
لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا
إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ
مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
“Tidaklah nampak kebejatan di antara kaum Luth sampai mereka
terang-terangan (melakukannya) kecuali setelah itu tersebarlah
penyakit kolera dan kelaparan yang belum pernah terjadi pada pendahulu
mereka.” (Ibnu Majah).
Secara umum, kemaksiatan kerap kali menjadi penyebab terjadinya
berbagai musibah. Seperti yang Allah sinyalir dalam Al-Qur’an,
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka
sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami),
kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al-Isra’: 16)
Tentu saja yang akan terkena dampaknya tidak hanya pelaku kemaksiatan,
kaum mutabarrijat dan mereka tidak ada hijab dalam hubungan antar
lawan jenis. Semua orang yang ada di sebuah komunitas akan terkena
dampaknya. Maka kewajiban bagi semuanya adalah mencegah terjadinya
berbagai kemaksiatan dan kemungkaran sebisa mungkin. Para ulama dan
pemimpin menjadi penanggung jawab utama sebelum yang lain dalam
menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Abu Bakar As-Shidiq meriwayatkan bahwa ia mendengar sabda Rasulullah saw,
إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْمُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوْهُ أَوْشَكَ
أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابٍ
“Jika manusia melihat kemungkaran lalu tidak merubahnya, hampir Allah
meratakan siksanya kepada mereka semua.” (Diriwayatkan Empat Imam dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)
http://www.dakwatun a.com/2007/ tabarruj- dan-ikhtilath/
Monday, June 28, 2010
Tuesday, April 6, 2010
Panah Beracun
Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Kala senja bermain di kali
Indahnya panorama disimbah mentari
Pabila cinta mencuit hati
Barajalah syahwah imanpun teruji
Menutup aurat adalah satu kewajipan yang dituntut ke atas wanita Islam. Hal ini disedari dan diberikan penekanan oleh banyak pihak. Atas kesedaran ini, wanita Islam sanggup mengorbankan nyawa demi mempertahankan kewajipan menutup aurat.
Buktinya pada 1 Julai lalu, seorang muslimah warganegara Mesir, Marwa yang hamil tiga bulan ditikam 18 kali oleh lelaki yang dituduh dalam rayuan perbicaraan di Dresden, Jerman. Kejadian itu berpunca daripada insiden di taman permainan berdekatan rumah Marwa di Dresden. Ketika itu, Marwa yang memakai tudung meminta laluan kepada Alex supaya membenarkan anak lelakinya bermain buaian di taman berkenaan tetapi dibalas dengan jeritan, ‘pengganas’, ‘perempuan jahanam’ dan ‘kamu tidak layak menetap di sini’. Marwa kemudian membuat laporan polis ke atas Alex, rakyat Jerman yang berketurunan Russia atas dakwaan bersikap kurang ajar.
Namun ramai yang tidak menyedari dan tidak memberikan perhatian yang sewajarnya terhadap kewajipan menjaga pandangan mata. Walhal perintah menjaga pandangan mata disebut dalam ayat yang sama dengan perintah menutup aurat.
Firman Allah s.w.t. bermaksud:
“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram) dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam Pengetahuan- Nya tentang apa yang mereka kerjakan. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram) dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka;…..”
(An-Nur 24:30-31)
Ayat 30 ditujukan kepada kaum lelaki yang beriman (mukminin), manakala ayat 31 ditujukan kepada kaum wanita yang beriman (mukminat). Dalam kedua-dua ayat di atas, Allah s.w.t. memulakan perintah-Nya agar mengawal pandangan dan diikuti dengan perintah supaya memelihara kemaluan. Ini secara tidak langsung memberikan gambaran bahawa terdapat hubungan yang rapat antara mata dengan kemaluan atau hubungan yang terlarang. Ketika mentafsirkan ayat ini, Ibn Kathir menyebut bahawa pandangan membawa kepada rosaknya hati dan kerosakan hati akan membawa kepada zina. Lantaran itu Allah s.w.t. mendatangkan perintah agar memelihara kemaluan selepas perintah mengawal pandangan.
Sehubungan dengan itu terdapat hadis-hadis sahih yang jumlahnya tidak sedikit mengingatkan kita agar mengawal pandangan mata. Antaranya:
* Daripada Abi Sa’eed r.a., bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda (maksudnya): “Jauhilah kamu daripada duduk di tepi-tepi jalan!” Mereka berkata: “Ya Rasulullah! Kami tidak dapat lari daripada duduk di tepi-tepi jalan. Di situlah tempat kami duduk berbincang dan bersembang.” Baginda bersabda: “Sekiranya kamu mahu teruskan juga, maka berilah jalan itu haknya.” Mereka bertanya: “Apakah hak jalan itu ya Rasulullah?” Baginda menjawab: “Mengawal pandangan, menjawab salam, menyuruh yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.”
(Riwayat al-Bukhari)
* Daripada Abdullah bin Mas’ud r.a., bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda (maksudnya): “Sesungguhnya pandangan itu satu panah daripada panah-panah iblis yang beracun. Sesiapa yang meninggalkannya kerana takut kepada Allah, akan digantikannya dengan iman yang dapat dikecapi kemanisannya dalam hatinya.”
(Riwayat at-Tabraniy)
* Daripada Abi Umamah r.a., bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda (maksudnya): “Mana-mana Muslim yang memandang kecantikan seorang wanita kemudian bersegera melarikan pandangannya, Allah akan menggantikannya dengan ibadah yang dia merasai kemanisannya.”
(Riwayat Ahmad)
* Daripada Abi Hurairah r.a., bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda (maksudnya): “Setiap anak Adam ada habuannya daripada zina. Dia tidak dapat mengelak daripadanya. Maka zina kedua-dua mata itu memandang. Zina lidah bercakap. Zina kedua-dua telinga mendengar. Zina kedua-dua tangan memegang. Zina kedua-dua kaki melangkah. Nafsu berangan dan rasa berahi, kemaluan yang menjadikan angan-angan nafsu itu menjadi nyata atau sebaliknya.”
(Riwayat al-Bukhari)
* Daripada Abi Hurairah r.a., bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda (maksudnya): “Semua mata akan menangis pada Hari Kiamat nanti kecuali mata yang dikawal daripada memandang apa yang diharamkan Allah, mata yang berjaga dalam jihad fi sabilillah dan mata yang bengkak menangis kerana takutkan Allah ‘azza wa jalla.”
(Riwayat Ibn Abi ad-Dunya)
Baru-baru ini, satu kajian yang dilakukan ke atas sekumpulah mahasiswa dan mahasiswi sebuah universiti di Belanda menunjukkan kehadiran wanita dengan gaya menawan dan bercakap-cakap dengan mereka menimbulkan kecelaruan fikiran bagi lelaki dan melemahkan ingatan mereka. Tumpuan fikiran mereka jatuh merudum.
Ahli sains menegaskan bahawa semakin banyak perhiasan wanita dan tarikannya, semakin hebat kesan yang terjadi ke atas lelaki yang memandangnya.
Mereka mentafsirkan fenomena ini dengan berkata bahawa sel-sel otak yang memainkan peranan memproses maklumat dan membuat keputusan akan terjejas dengan kehadiran wanita, memandangnya dan bercakap-cakap dengannya.
Kajian memfokuskan kepada isu tarikan, godaan dan pendedahan aurat.
Dapatannya adalah memandang kepada wanita yang mendedahkan aurat menyebabkan lelaki hilang tumpuan, menjejaskan pertimbangan dan tidak mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan jitu dan bernas. Keadaan ini dialami beberapa ketika selepas berlakunya pandangan sehingga kesan pandangan itu hilang. Kajian ini juga menunjukkan bahawa melihat wanita yang berhias dan mendedahkan aurat itu lebih besar kesannya berbanding wanita yang kurang berhias, berpakaian sopan dan menutup aurat.
Semakin jelas kepada kita hikmah Allah s.w.t. mengakhiri ayat 30 yang memerintahkan lelaki mengawal pandangan dengan friman yang bermaksud ‘Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam Pengetahuan- Nya tentang apa yang mereka kerjakan.’ Sesungguhnya Allah benar-benar Mengetahui dan Memahami setiap sudut dan setiap liku yang berlegar dalam hati hamba-hamba- Nya.
“Allah mengetahui pengkhianatan (penyelewengan dan ketidakjujuran) pandangan mata seseorang, serta mengetahui akan apa yang tersembunyi dalam hati.”
(Ghafir 40:19)
Dan terserlahlah hikmah kenapa Allah s.w.t. memerintahkan wanita sahaja menutup aurat selepas perintah mengawal pandangan dan memelihara kemaluan yang sama-sama ditujukan kepada kaum lelaki!
http://www.malaysia harmoni.com/ index.php/ kolumnis/ ustazah-maznah- daud/59-panah- beracun
p/s artikel ni dah lama dikeluarkan, oleh ustazah maznah
wallahua'lam
Tuesday, February 23, 2010
PEACE be upon YOU ... mESSENGGER oF ALLAH
Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.
Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, “Wahai umatku... kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertaqwalah kepada-Nya”.
“Kuwariskan dua perkara kepada kalian, Al-Quran dan sunnahku”. "Barangsiapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk syurga bersama-sama aku”.
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Uthman menghela nafas panjang, Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam…
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba...
“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat. Ali dan Fadhal dengan pantas mendapatkan Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah juga penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?". "Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu! Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku" - (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii,ummatii,ummatiii!!!" - (Umatku, umatku, umatku!!!)
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Betapa besarnya cintamu Ya Rasulullah terhadap ummatmu...
Thursday, February 11, 2010
renungan bersama
|
|
BAHAYA TIDUR TANPA BERWUDHUK SEMASA HAID, NIFAS & SELEPAS JUNUB
Antara ilmu yang perlu diamalkan yang nak kongsi bersama. Sahabat nabi s a w bertanya adakah boleh tidor selepas berjunub. Nabi s.a.w jawab boleh tapi bangun dulu ambil wuduk baru boleh tidor. Sebaiknya dalan keadaan junub, haid dan nifas kalu nak tidur amik wuduk dulu. Sebabnya kalu tak wuduk bahaya menanti. Syaitan boleh masuk kacau kita, masuk melalui kemaluan dan rongga yang
terbuka, boleh mengganggu janin, rahim yang sebabkan tak dapat anak
or janin rosak. Selain tu jin/syaitan akan masuk ke badan membawa penyakit yang susah diubati spt cancer. Seperti ustaz maklumkan sebelum ini cancer ni penyakit yang dibawa oleh jin dan syaitan. Perkara ini ada dalam fatwa ijmak ulamak walaupun para doktor payah nak akui.
(Minta dijauhkan- Nauzibillah)
Sampaikan pesanan kapada Kawan2 kita. Semoga ilmu yang sedikit ini
akan menjadikan kita lebih baik daripada hari sebelum.